Kalau kita perhatikan perkataan Rasul Paulus dalam Filipi 1 ini khususnya ayat 21 dikatakan : “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Perkataan ini menjadi fondasi atau dasar yang perlu ada dan perlu dibangun di dalam hidup kita. Kalau fondasi ini terus kita pertahankan, kita pelihara dan terus kita tumbuhkan maka fondasi ini akan menjadi fondasi yang mengarahkan seluruh aktifitas yang kita jalankan dalam segala aspek kehidupan kita.
Kata “mati adalah keuntungan” di sini dapat diganti dengan “mati adalah Kristus”, karena dalam ayat-ayat selanjutnya Rasul Paulus mengungkapkan bahwa meninggalkan dunia ini berarti berdiam bersama dengan Kristus, sehingga hidup adalah Kristus dan mati adalah pergi berdiam bersama Kristus. Dapat dikatakan di sini hidup adalah Kristus dan mati adalah Kristus. Bagi Rasul Pausul, seluruh kehidupannya yang menjadi pengarah atau yang menggerakkannya adalah karena Kristus.
Ilustrasi: Seorang ibu yang harus mengasuh anaknya dan menjadi tiang keluarga karena suaminya meninggal. Ibu ini bisa menjadi kokoh, kuat karena keberadaan anak yang masih kecil, yang membuatnya harus berjuang hidup dan melawan semua keletihan hidup. Dalam hal ini maka bagi ibu ini, hidup adalah anak dan mati adalah anak. Baginya anak itu adalah sesuatu yang menggerakkannya, yang mengarahkannya sehingga seluruh hidup berjuang untuk anak.
Ketika Rasul Paulus berkata hidup adalah Kristus dan mati adalah Kristus maka mati berarti kembali bersama-sama dengan Kristus. Ini berarti seluruh kehidupan kita harus kembali kepada Kristus. Perjalanan di tengah-tengah dunia ini jangan pernah kita menjalaninya tanpa kembali dan tanpa terarah kepada Kristus. Setiap kita seharusnya mempunyai akar, karena kalau kita tidak mempunyai akar maka hidup kita tidak akan kuat dan akar kita itu seharusnya adalah kembali kepada Kristus. Inilah yang Rasul Paulus katakan. Kesukaan kita bukan sekedar menikmati apapun juga tetapi lebih daripada itu, kesukaan kita adalah kembali kepada Kristus. Apa artinya kembali kepada Kristus?artinya hidup itu harus kita arahkan kepada Dia. Hidup adalah Kristus bukan berarti kita harus berada di gereja terus menerus. Kita boleh menikmati hidup dengan pergi berjalan-jalan tetapi hidup kita bukan hanya pelampiasan rasa kepenatan kita dengan pergi jalan-jalan, Hidup bukan hanya pelampiasan karena pelampiasan tersebut bisa menjadi hedonis, semangat untuk menikmati dunia yang begitu luar biasa sehingga hal itu bisa mendominasi hidup kita dan bukan ini yang menjadi arti hidup kita.tetapi yang harus terjadi adalah hidup kita kembali kepada Dia. Kita boleh menikmati semuanya itu, tetapi ketika menikmati baik itu pergi jalan-jalan, mudik atau merayakan liburan maka kita harus melihat bahwa semua itu adalah anugerah Tuhan, berkat dari Tuhan.
Sebagai orang Kristen kita harus mempunyai perspektif yang berbeda. Mazmur 113:3 mengatakan : “Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN.” Dari terbit sampai terbenamnya matahari, ada banyak hal yang kita lalui tetapi kita harus tetap berkata : Terpujilah nama Tuhan. Kalimat dalam Mazmur 113:3 ini mengajak kita untuk mengkonsentrasikan hidup kita di mana hidup adalah Kristus. Pertanyaannya adalah dari semua aktifitas yang kita lakukan, dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, apakah kita betul-betul sudah memuji nama Tuhan? Dari semua itu kalau kita melihat Kristus yang menjadi sentralnya maka kita akan melihat perjalanan hidup meskipun berat tetapi di daam perjalan itu tetap ada Kristus yang harus dinyatakan.
Ketika Rasul Paulus berkata hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan, maka ada dua sisi yang dapat kita lihat.
1. Kita dapat melihatnya dalam ayat 21 dan dikaitkan dengan ayat 20 maka Rasul Paulus mengatakan : “Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.”
Di sini Rasul Paulus berbicara kepada kita, ternyata ketika kita hidup di tengah dunia ini maka ada suatu penilaian yang bukan saja Tuhan yang menilai tetapi juga dunia menilai kita,. Rasul paulus berkata kalau hidup adalah Kristus maka itu membuat kita dalam melakukan segala aktifitas jangan sampai membuat malu. Ketika kita akan menjalani hari esok maka kita harus menjalani dengan perspektif yang berbeda. Ketika Iblis datang dan bertemu dengan Tuhan dalam kisah Ayub, Iblis berkata kepada Allah mengenai Ayub tetapi Allah tidak speechless terhadap kehidupan Ayub yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Jangan sampai Allah speechless terhadap kehidupan kita. Kita ke gereja, kita pelayanan, kita melakukan ini itu tetapi hidup kita bukan adalah Kristus. Mari kita kembali dengan perspektif bahwa hidup adalah Kristus dan jangan sampai membuat hidup kita menjadi malu. Ada sebuah kualitas kehidupan yang harus kita nyatakan dan kita harus mengupayakan hal itu meskipun itu tidak mudah karena hidup adalah Kristus.
2. Kita dapat melihat ayat 21 dan dikaitkan dengan ayat 22 maka Rasul Paulus mengatakan : “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.”
Di sini Rasul Paulus berbicara mengenai hidup adalah Kristus artinya hidup bekerja memberi buah. Seluruh hidup kita pasti kita menginginkan hasil. Kita bekerja pun menginginkan hasil tetapi hasil apa yang mengerakkan hidup kita untuk membanting tulang, baik bekerja, study, atau melakukan perjalanan hidup keluarga, hasil apa yang kita harapkan? Sangat mungkin buah yang kita harapkan, kita ingin menghasilkan materi yang lebih. Tidak salah memang, tetapi kalau ini yang menjadi orientasi kita maka pertanyaannya apakah ini yang menjadi artinya hidup adalah Kristus dengan buah seperti itu? Atau kita ingin mendapatkan prestasi yang lebih tinggi lagi, lebih terkenal, lebih hebat lagi, apakah itu yang ingin kita capai? Dalam dunia saat ini memang itu yang ditawarkan dan itu yang memacu kerja kita. Ketika Rasul Paulus berkata hidup artinya bekerja memberi buah maka bukan buah itu yang paling utama. Kalau kita perhatikan di dalam ayat-ayat selanjutnya maka yang Rasul Paulus maksudkan adalah adanya sebuah warisan yang bukan bersifat fisikal tetapi sesuatu yang kita wariskan secara moral, rohani kepada orang-orang yang ada di sekeliling kita.
Ketika kita menghadapi hari esok dengan tanggung jawab yang begitu banyak maka mari kita berprinsip bahwa hidup adalah Kristus dan kita boleh lebih berkenan dihadapan Dia. Biarlah kita mengarahkan hidup kita kepada Kristus sehingga ketika kita menjalani seluruh permasalahan, kejenuhan dan keletihan hidup maka kita tetap menjalaninya dengan sebuah perjalanan yang tetap menjadi kekuatan karena hidup ini kita arahkan hanya kepada Kristus.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
by. Taripar Holong Tambunan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar